cover
Contact Name
Hijrah Fahrian
Contact Email
penelitian.poltekkes@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
peneleitian.poltekkes@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
JURNAL CITRA KEPERAWATAN
ISSN : 23016035     EISSN : 25023454     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN" : 11 Documents clear
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.458 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.23

Abstract

Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda yang dilakukan pada tugas akademik seperti  menunda belajar, menulis, membaca, administrasi kuliah, terlambat kuliah atau praktik dan tugas akademik umum lainnya. Prokrastinasi akademik terjadi pada mahasiswa Jurusan Keperawatan Kelas Reguler Poltekkes Kemenkes Palangka Raya Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh senam otak terhadap prokrastinasi Akademik. Penelitian dilaksanakan dengan quasi eksperimen pretest-postest design dengan besar  Sampel 18 mahasiswa. Intervensi berupa senam otak dengan durasi 30 menit, 1 kali sehari selama 30 hari. Perubahan yang dievaluasi yaitu nilai prokrastinasi akademik sebelum dan sesudah intervensi. Hasil analisis paired t test ada perbedaan rerata nilai prokrastinasi akademik yang bermakna sebelum dan sesudah senam otak. (P = 0,000), Interval kepercayaan 95% antara 12,243 sampai 14,313. Kesimpulan: Senam otak dapat menurunkan prokrastinasi akademik.Kata kunci: Senam otak, prokrastinasi akademik.
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI TERHADAP NYERI HAID (Dismenore) PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN ANGKATAN IX STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.948 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.24

Abstract

Dismenore  merupakan  masalah  yang  sering  dialami  oleh mahasiswi yaitu nyeri menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, nyeri   pada   daerah   panggul   dan   akibat   dari   produksi   zat   prostaglandin. Penggunaan aromaterapi memiliki manfaat membantu relaksasi dan mengurangi nyeri sehingga dapat menolong klien yang mengalami dismenore.Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi terhadap  penurunan  nyeri  haid  (dismenore)  pada  mahasiswi  S1  Keperawatan angkatan IX Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Metode: Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian seluruh mahasiswi S1 Keperawatan angkatan  IX  Sekolah  Tinggi  Ilmu  Kesehatan  Muhammadiyah  Banjarmasin. Teknik sampling yaitu Aksidental Sampling dengan jumlah sampel 34 responden. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian aromaterapi terhadap penurunan nyeri haid (dismenore) pada mahasiswi S1 Keperawatan angkatan IX Sekolah  Tinggi  Ilmu  Kesehatan  Muhammadiyah  Banjarmasin  dengan  nilai p=0,000 < α 0,05.Kata Kunci: aromaterapi, dismenore, mahasiswi.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP MOTIVASI POLISI LALU LINTAS DALAM MENOLONG KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH POLRES BANJARMASIN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.332 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.26

Abstract

Pemberian pertolongan pre-hospital care secara tepat dapat menurunkan resiko kematian akibat trauma. Pemberian pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin sering tidak dilakukan oleh petugas medis atau orang disekitar lokasi kejadian sebagai first helper yang berkompeten. Fenomena yang dapat diamati di masyarakat ketika sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi, maka yang memberikan pertolongan pertama (first helper) adalah polisi lalu lintas.Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang berkontribusi terhadap motivasi  polisi lalu lintas sebagai first helper dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas di wilayah Polres Banjarmasin.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi korelatif dengan jumlah sampel 86 orang, dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistikHasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas motivasi baik (96,51%), sebagian besar kompensasi rendah (54,8%), lebih dari 50% kondisi kerja mendukung (52,4%), mayoritas menyatakan kebijaksanaan baik (95,3%), mayoritas supervisi adalah baik (98,8%), mayoritas pekerjaan itu sendiri mendukung (97,7%), mayoritas tanggung jawab responden tinggi (100%).Berdasarkan hasil analisis bivariat di dapatkan ada hubungan antara kompensasi, kebijaksanaan, supervisi, pekerjaan itu sendiri dan tanggung jawab dengan motivasi polisi lalu lintas dan variabel yang tidak ada hubungan adalah kondisi kerja. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multivariat menunjukkan ada pengaruh tanggung jawab terhadap motivasi polisi lalu lintas dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas. Untuk tanggung jawab dihasilkan p-value = 0,000 dan nilai Exp B: 313,66 Kata kunci       : Motivasi Polisi lalu LintasKepustakaan   : 27 (2002-2013)
EFIKASI CARING MAHASISWA KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN III DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2014
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.905 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.27

Abstract

Latar Belakang : Efikasi caring merupakan keyakinan/kepercayaan seseorang akan kemampuan untuk mengekspresikan orientasi caring dan untuk mengembangkan hubungan caring dengan klien atau pasien. Seorang perawat harus memiliki efikasi caring yang tinggi agar bisa mengaplikasikan caring dengan baik saat praktik nanti, namun masih ditemukan efikasi caring yang rendah pada mahasiswa keperawatan. Dimana jika efikasi caring rendah maka tingkat keberhasilan dalam mengaplikasikan caring saat praktik juga akan rendah. Caring merupakan intisari dalam dunia keperawatan, sehingga jika caring seorang perawat rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien juga akan rendah.Tujuan Penelitian : Untuk memberikan deskripsi tentang efikasi caring mahasiswa keperawatan program profesi ners yang memiliki pengalaman belajar mata kuliah caring dan telah menjalani praktik di tatanan klinik Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin tahun 2014.Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan menggunakan metode kuesioner. Penelitian dilaksanakan di Stikes Suaka Insan Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program ners diambil dengan menggunakan teknik  total sampling yaitu sebanyak 56 orang responden. Analisa data menggunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi.Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa (94,65%) mahasiswa keperawatan program ners angkatan III memiliki efikasi caring  yang tinggi sedangkan (5,35%) mahasiswa keperawatan program ners angkatan III memiliki efikasi caring yang rendah.Kesimpulan : Efikasi caring mahasiswa keperawatan program profesi ners angkatan III di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin dalam katagori tinggi (94,65%). Kata Kunci : Efikasi caring, mahasiswa keperawatan
FAKTOR BERKAITAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SMP NEGERI 8 BANJARBARU
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.383 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.28

Abstract

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Penyebab anemia adalah kurangnya zat besi yang berperang dalam pembentukan hemoglobin. Anemia yang normal 10 g/dl, anemia sedang 7-10 g/dl dan anemia berat < 7 g/dl. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai faktor yang Berkaitan dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMP Negeri 8 Banjarbaru Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan survei deskriptif dengan teknik pengambilan random sampling yaitu berjumlah 103 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner langsung dari responden. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar tingkat pengetahuan remaja tentang anemia adalah cukup 40 responden (39,0%) dan tingkat pendapatan keluarga  tentang anemia sebagian besar berpendapatan rendah sebanyak 52 responden (50,2%) serta pola menstruasi tentang anemia sebagian besar pola menstruasi yang tidak norma, sebanyak 54 responden (52,4%). Berdasarkan hasil penelitian maka  disarankan remaja putri, untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan dengan cara memperbanyak informasi tentang anemia.Kata Kunci : ANEMIA, REMAJA PUTRI
FAKTOR – FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEJANG PADA BALITA DEMAM DI RUANG ANAK RSUD BANJARBARU TAHUN 2013
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jck.v2i2.29

Abstract

Ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian kejang demam. Diantaranya; umur, jenis kelamin, suhu saat kejang, riwayat kejang dalam keluarga, dan lamanya demam.Menuruthasilstudi pendahuluan yang dilakukandi RSUD Banjarbaru di dapat hasil dari tahun 2010 – 2012 sebanyak 378 balita demam yang dirawat, diketahui sebanyak 287 orang mengalami kejang dengan angka kematian sebesar 5 %, yakni 2 – 5 orang. Dalam kasus tersebut belum diketahui faktor resiko apa yang paling berhubungan dengan kejadian kejang pada balita demam di ruang anak RSUD Banjarbaru.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran faktor – factor resiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian kejang demam di ruang Anak RSUD Banjarbaru tahun 2013. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sehingga di dapatkan jumlah sampel sebesar 38 orang.Cara pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara yang di jawab orang tua responden. Teknik analisa data dengan secara Chi Square Test kemudian ditarik kesimpulan.Dari hasil penelitian, pasien cenderung kejang 21 orang (55,3%), berumur < 2 tahun sebanyak 24 orang (63,2%), berjenis kelamin laki – laki sebanyak 26 orang (68,4%), bersuhu tubuh ≥ 39 oC sebanyak 22 orang (57,9%), tidak ada riwayat kejang keluarga sebanyak 32 orang (84,2%), dan lamanya demam > 1 jam sebanyak 34 orang (89,5%). Hasil analisa hubungan menggunakan Chi-Square, dari faktor umur, jenis kelamin, suhu tubuh, dan riwayat kejang keluarga memiliki hubungan dengan kejadian kejang (ρ<α), sedangkan faktor lamanya demam tidak ada hubungan dengan kejadian kejang (ρ>α).Kesimpulan dalam penelitian ini menyarankan agar perawat dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua balita tentang penanganan kejang demam karena pada balita sangat rentan untuk terjadi kejang demam. Kata kunci      : Faktor Resiko, Kejang Demam
FAKTOR – FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEJANG PADA BALITA DEMAM DI RUANG ANAK RSUD BANJARBARU TAHUN 2013
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.966 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.30

Abstract

Ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian kejang demam. Diantaranya; umur, jenis kelamin, suhu saat kejang, riwayat kejang dalam keluarga, dan lamanya demam.Menuruthasilstudi pendahuluan yang dilakukandi RSUD Banjarbaru di dapat hasil dari tahun 2010 – 2012 sebanyak 378 balita demam yang dirawat, diketahui sebanyak 287 orang mengalami kejang dengan angka kematian sebesar 5 %, yakni 2 – 5 orang. Dalam kasus tersebut belum diketahui faktor resiko apa yang paling berhubungan dengan kejadian kejang pada balita demam di ruang anak RSUD Banjarbaru.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran faktor – factor resiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian kejang demam di ruang Anak RSUD Banjarbaru tahun 2013. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sehingga di dapatkan jumlah sampel sebesar 38 orang.Cara pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara yang di jawab orang tua responden. Teknik analisa data dengan secara Chi Square Test kemudian ditarik kesimpulan.Dari hasil penelitian, pasien cenderung kejang 21 orang (55,3%), berumur < 2 tahun sebanyak 24 orang (63,2%), berjenis kelamin laki – laki sebanyak 26 orang (68,4%), bersuhu tubuh ≥ 39 oC sebanyak 22 orang (57,9%), tidak ada riwayat kejang keluarga sebanyak 32 orang (84,2%), dan lamanya demam > 1 jam sebanyak 34 orang (89,5%). Hasil analisa hubungan menggunakan Chi-Square, dari faktor umur, jenis kelamin, suhu tubuh, dan riwayat kejang keluarga memiliki hubungan dengan kejadian kejang (ρ<α), sedangkan faktor lamanya demam tidak ada hubungan dengan kejadian kejang (ρ>α).Kesimpulan dalam penelitian ini menyarankan agar perawat dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua balita tentang penanganan kejang demam karena pada balita sangat rentan untuk terjadi kejang demam. Kata kunci      : Faktor Resiko, Kejang Demam
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI WISMA LANSIA” HARAPAN ASRI” BANYUMANIK SEMARANG
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.205 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.31

Abstract

Senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kebugaran fisik secara umum, merangsang otak kiri dan dan kanan, meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak, merangsang system yang terkait dengan perasaan/emosional yaitu otak tengah serta otak besar (dimensi pemusatan). Perubahan fungsi kognitif lansia (orientasi, registrasi, atensi dan memori) dapat teratasi dengan intervensi brain gym, melakukan gerakan olahraga atau latihan fisik. Seseorang bukannya tidakmau bergerak karena tua, tapi menjadi tua karena tidak mau bergerak. Design penelitian ini adalah quasy experimental. Rancangan penelitian ini menggunakan pre dan post test without control design.Sampel penelitian ini adalah total sampling Lansia yang berada di Wisma Lansia “Harapan Asri “ Kota Semarang sebanyak 50 orang adapun yang memenuhi syarat penelitian ini 34 orang.Hasil penelitian: Karakteristik subjek penelitian yang meliputi umur, tingkat pendidikan Karakteristik Lansia yang Melakukan Senam Vitalisasi Otak danSenam Lansia Berdasarkan Usia menunjukkan bahwa sebagian (44 %) lansia yang mengikuti senam otak berusia 71-80 tahun, 29 % berusia 60 – 70 tahun, 23 % lansia berusia 81 – 90 tahun dan hanya 4 % lansia yang berusia 91 – 100 tahun.Latar belakang pendidikan responden lansia yang menjadi objek penelitian yang terbanyak adalah Sekolah Menengah Pertama  yaitu sebesar 38 % sedangkan responden dengan latar belakang pendidikan yang terendah adalah lulus SD sebanyak 12%. lansia sebelum mendapatkan perlakuan senam otak dengan hasil signifikansi 002 sedangkan lansia setelah mendapatkan perlakuan senam otak dengan hasil signifikansi 000.  Sedangkan hasil uji dengan menggunakan wilcoxon, lansia sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan senam otak didapatkan hasil signifikansi 000.Hasil uji menggunakan T-Test pada lansia sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan senam otak didapatkan hasil signifikansi 000 . Kata kunci : Senam otak, Fungsi Kognitif
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT NYERI PADA OPERASI KATARAK MENGGUNAKAN METODE PHACOEMULSIFIKASI DI KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT MATA Dr. YAP YOGYAKARTA
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.974 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.32

Abstract

Latar Belakang Masalah : .Tindakan  operasi  atau  pembedahan  merupakan  pengalaman  yang sulit  bagi  hampir  semua  pasien. Hal ini dikarenakan pasien  menunjukkan  sikap yang  berlebihan  seperti kecemasan  yang  pasien alami. Adanya kecemasan dapat meningkatkan persepsi nyeri.Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan tingkat kecemasan pra operasi dengan tingkat nyeri pada pasien  operasi dikamar operasi RSM Dr.Yap Yogyakarta.Metode Penelitian: merupakan penelitian observasional (non-eksperimen) deskriptif analitik korelatif. Pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian, sehingga sampel berjumlah 41 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner sedangkan teknik analisis datanya menggunakan uji Spearman Rank Correlation.Hasil Penelitian: tingkat kecemasan sebagian besar dalam kategori kecemasan ringan sebanyak 22 responden (53,7%). Tingkat nyeri sebagian besar dalam kategori nyeri ringan sebanyak 23 responden (56,1%). Ada hubungan tingkat kecemasan preoperasi dengan tingkat nyeri intraperasi katarak dengan phacoemulsifikasi di kamar operasi RSM Dr. Yap Yogyakarta (Sig 0,000) dan nilai spearman rank hitung sebesar 0,569.Kesimpulan dan Saran: Ada hubungan tingkat kecemasan preoperasi dengan tingkat nyeri intraperasi katarak dengan phacoemulsifikasi di kamar operasi RSM Dr. Yap Yogyakarta. Saran yang diberikan adalah hendaknya pihak rumah sakit dapat mengatasi tingkat kecemasan dan tingkat nyeri pada pasien setelah operasi dengan cara seperti memberikan musik yang menenangkan, memberikan fasilitas yang nyaman dan memberikan pelayanan prima, sehingga tingkat kecemasan dan tingkat nyeri yang dialami pasien dapat berkurang.Kata kunci: kecemasan, nyeri
KARAKTERISTIK MAHASISWA, PERAN PEMBIMBING AKADEMIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2013/2014
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2 No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.549 KB) | DOI: 10.31964/jck.v2i2.33

Abstract

Penurunan Motivasi belajar  mahasiswa berdampak rendahnya pencapaian prestasi belajar sampai akhirnya mahasiswa mengundurkan diri bahkan drop out akibat terlampauinya batas waktu studi,  karena itu motivasi belajar perlu dijaga dan ditingkatkan secara kontinyu. Sehingga dibutuhkan peran Pembimbing Akademik (PA), karena PA mendapat kewenangan memantau perkembangan akademik dan perilaku mahasiswa yang dibimbingnya. Tujuan penelitian ingin mengetahui karakteristik mahasiswa, dan hubungan peran PA dengan motivasi belajar di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Tahun Ajaran 2013/2014.Desain korelasional menggunakan metode inferensial dengan pendekatan  Cross Sectional.  Populasi 1.362 mahasiswa  pada 6 jurusan, 12 program studi. besar sampel 310 mahasiswa, teknik sampling Stratified Random Sampling. Variabel penelitian  dependen peran pembimbing akademik dan variabel independen yaitu motivasi belajar. Data dianalisis dengan uji Chi Square.Hasil penelitian Peran PA kategori baik 84,19%, motivasi belajar mahasiswa sebesar 99% kategori tinggi. Hasil uji statistic nilai p (0,242) lebih besar dari α  (0,05) berarti tidak ada hubungan  peran PA dengan Motivasi Belajar Mahasiswa di Poltekkes  Kemenkes Banjarmasin. Disarankan: Institusi membuat Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan PA, serta meningkatkan ketersediaan fasilitas kegiatan kemahasiswaan antara lain kegiatan ekstrakurikuler, dan untuk Pembimbing Akademik agar membuat agenda kegiatan bimbingan minimal tiga kali dalam satu semester serta mengidentifikasi secara dini masalah serta potensi mahasiswa yang dibimbingnya. Kata Kunci :  Peran, motivasi belajar,  pembimbing akademik, mahasiswa

Page 1 of 2 | Total Record : 11